belajartoeic.com – Sebagai negara maju, Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan UN (United Nations). Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika. Begitu juga dalam bidang pendidikan, khususnya bahasa Inggris, Jepang sudah tidak asing dengan TOEIC, atau tes bahasa Inggris untuk komunikasi di lingkungan bisnis internasional. Yang lebih menakjubkan lagi, Jepang menjadi salah satu pengambil tes TOEIC terbesar dengan rata-rata 2.300.000 peserta setiap tahunnya. Cukup unik bukan? Berikut ini adalah beberapa penjelasan kenapa banyak peminat tes TOEIC di Jepang.

1. Paradigma Skor TOEIC yang Tinggi

Terlepas dari sejarah TOEIC yang diperkenalkan di Jepang sejak tahun 1970an, masyarakat negeri matahari terbit itu percaya jika hasil tes TOEIC yang didapatkan memiliki peran penting dalam memasuki perusahaan besar. Lebih dari itu, skor tinggi dapat membantu mengamankan promosi baru atau peluang bisnis di masa yang akan datang. Kondisi seperti ini disebabkan karena banyak perusahaan di Jepang seringkali mengaitkan skor TOEIC dengan tingkat kinerja dan bakat seseorang sehingga memunculkan paradigma di masyarakat Jepang bahwa setiap orang yang memiliki skor tinggi pada TOEIC lebih berpeluang untuk berhasil di dalam karir mereka.

Tidaklah mengherankan jika di Jepang terdapat banyak sekali tempat kursus bahasa Inggris untuk menghadapi tes TOEIC, bahkan kini sudah mulai gencar diperkenalkan sedari bangku Sekolah Dasar. Memang ada alasan yang sangat mendukung paradigma tersebut karena TOEIC sengaja didesain sedemikian rupa agar bisa dipergunakan untuk mencari kader yang terbaik bagi perusahaan yang sedang melakukan rekrutmen anggota baru bagi kelangsungan usaha mereka di masa depan.

2. TOEIC Selalu Sesuai Dengan Visi Perusahaan

Semua perusahaan pasti memiliki keinginan untuk Go International, oleh karena itulah TOEIC seringkali digunakan pada proses seleksi pemerimaan karyawan baru di Jepang. Dengan budaya kerja yang cepat dan efisien serta didukung oleh teknologi yang sangat maju, pada umumnya perusahaan Jepang cenderung tidak terlalu sering membuka lowongan kerja. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan jika mereka harus melakukan pergantian anggota atau karyawan dalam team kerja mereka karena setiap arah perusahaan sudah memiliki rencana kerja yang matang dan penuh perhitungan.

Para pencari kerja di Jepang, terutama para pemuda, sangat kompetitif sehingga tidak seperti di negara lain, di mana banyak pemudanya sering mengambil nunda kuliah atau sering juga disebut gap year untuk “mencari pengalaman” atau mencoba beberapa pekerjaan yang berbeda sebelum mereka menemukan jalur karir mereka. Lulusan di Jepang sering berada di bawah tekanan untuk mendapatkan pekerjaan dengan secepat mungkin setelah berhasil lulus pendidikan tingkat tinggi. Ketika di Eropa pada umumnya menuntut pengalaman untuk menentukan karir, gaji dan posisi. Perusahaan Jepang, khususnya perusahaan besar, justru lebih suka memilih karyawan baru yang masih segar dan muda supaya mudah untuk menyesuaikan dengan visi perusahaan sedari awal.

3. Kurang Ekspresif Ketika Berbahasa Inggris

Sudah tidak mengherankan lagi jika Jepang sangatlah bangga dengan budaya mereka sendiri, tak terkecuali dalam bidang bahasa. Namun masyarakat Jepang tidak bisa menampik lagi bahwa bahasa Inggris juga teramat penting bagi kelangsungan perekonomian di era globalisasi dan hal ini juga yang berpengaruh pada kegiatan pendidikan bahasa Inggris mereka. Tidak seperti sekolah di Eropa, kebiasaan belajar bahasa Inggris di Jepang masih minim sekali dilakukan secara tertulis maupun presentasi verbal hingga mereka masuk ke tingkat universitas, dan bahkan kesempatan atau media untuk mengekspresikan pendapat dalam bahasa Inggris masih cukup terbatas. Akan tetapi, bukan berarti mereka tidak bisa mengikuti uji kemampuan berbahasa Inggris bukan? karena hanya TOEIC lah yang paling tepat untuk digunakan sebagai format ujian bahasa Inggris sesuai dengan kebiasaan belajar mereka.

4. TOEIC Menjadi Syarat Masuk Pendidikan Tinggi

Pendidikan tingkat tinggi di Jepang seringkali mewajibkan TOEIC sebagai salah satu persyaratan ujian masuk mereka, yang berarti bahwa baik melanjutkan studi maupun memasuki angkatan kerja diperlukan untuk mengikuti TOEIC. Dibandingkan dengan TOEFL dan IELTS, yang fokus utamanya adalah kegiatan akademik, tujuan TOEIC sendiri melampaui itu semua karena juga digunakan sebagai tes bahasa Inggris yang sesuai dengan lingkungan bisnis Internasional. Dengan demikian, popularitas TOEIC akan terus bertambah setiap tahunnya, yang berarti bahwa pendidikan bahasa Inggris kedepan harus disesuaikan dengan tantangan globalisasi yang tidak hanya cakap berbahasa pada kegiatan akademik saja melainkan juga pada lingkungan bisnis internasional.